Bicara mengenai tekstil, maka kita akan sampai pada hal-hal yang paling sederhana di sekitar kita hingga ranah massal yang memberi sumbangsih besar bagi revolusi industri dewasa ini. Tekstil tidak lagi dipandang sebagai produksi tersier sebagai pelengkap belaka, geliatnya kini terus mengindikasikan pertumbuhan yang signifikan.

Dari kota Frankfurt, Jerman, CASA Indonesia bertandang ke satu ekshibisi tekstil terbesar di dunia yaitu Heimtextil. Mengawali perjalanannya, Heimtextil telah diselenggarakan sejak tahun 1971 dan sebelumnya dikenal sebagai pameran Frankfurt Spring Fair yang kini dikenal dengan nama Ambiente. Namun seiring pertumbuhan yang kian besar pada segmentasi tekstil di tahun 1960 dan 1970-an, Heimtextil berdiri secara mandiri dan sukses menggaet 600 partisipan dari 26 negara pada perhelatan perdananya.

Lingkup industri yang digagas oleh Heimtextil terfokus pada bidang tekstil untuk produk rumahan, pelapis lantai, dan industri tekstil rumah tangga. Sejak itu, perkembangan Heimtextil kian pesat hingga di tahun 2018 silam, ajang Heimtextil berhasil menarik 2.975 peserta pameran serta 70.000 pengunjung dari 135 negara di seluruh dunia.

Heimtextil 2019 yang telah diselenggarakan pada 8 hingga 11 Januari lalu di Messe Frankfurt, kembali menampilkan beberapa segmen utama dalam industri tekstil rumah tangga. Di antara segmen tersebut adalah Heimtextil Trends 2019/2020, Textile Design & Digital Print Technology, kemudian Wall Decoration, Decorative & Furniture Fabrics, untuk wilayah Asia terdapat segmen Asian Excellence dan Asia Selection, Beautiful Living hingga Smart Bedding.

Pada konferensi pers yang diselenggarakan di hari pertama pameran, Olaf Schmidt selaku Vice President Textiles and Textile Technologies Messe Frankfurt mengungkapkan bila Heimtextil 2019 tampil begitu optimis dan percaya diri untuk menyuguhkan ragam inovasi di industri tesktil. Dengan total 3.016 partisipan pameran dari 65 negara, Heimtextil 2019 diklaim mampu menggerakkan perekonomian secara global sekaligus memberi dampak positif bagi lingkungan berkat terobosan-terobosan baru dari segi produksi tekstil itu sendiri. Heimtextil 2019 kali ini mengusung tema Toward Utopia yang dipresentasikan secara apik pada area Trend Space. Konsep Toward Utopia sendiri merupakan rumusan dari beberapa pakar serta pemerhati tekstil seperti Anne Marie Commandeur dari Stijlinstituut Amsterdam dan Anja Bisgaard Gaede dari SPOTT Trends & Business. Nama Stefan Weil dari Atelier Markgraph bertindak merancang pembagian ruang spasial untuk area Trend Space dimana konsep-konsep dari tema Toward Utopia tersebut dapat tersampaikan kepada publik secara gamblang.

Sementara itu, Caroline Till selaku co-founder Franklin Till Studio yang berbasis di London memaparkan makna Toward Utopia sebagai cara manusia untuk menemukan makna-makna baru dari realita yang ada dan dituangkan ke dalam bentuk tekstil. “Anda mungkin ingin keluar dari dunia digital saat ini dan ingin menyatu dengan alam, atau Anda ingin terjun secara total di dunia maya dan membawa unsur-unsur alam dalamnya. Itu semua adalah bagaimana proses manusia menemukan utopia baru dalam kehidupan.”, terang Caroline.

Dari konsep Toward Utopia tersebut, Heimtextil 2019 membaginya ke dalam lima instalasi di area Trend Space. Kelima instalasi tersebut adalah Pursue Play yang tampil sangat interaktif dengan sebuah ayunan berwarna kuning menyala yang dibuat dari ikatan-ikatan kain. Pesan yang ingin disuarakan pada instalasi Pursue Play tersebut adalah bagaimana warna-warna primer pada tekstil tetap menjadi primadona sejak era flower generation di tahun 1960-an silam. Beralih ke instalasi Go Off-Grid yang menampilkan eksplorasi material-material tekstil untuk outdoor seperti kanvas dan parasut menyuguhkan inovasi baru dengan mengedepankan tekstil ramah lingkungan.

Di sisi lain area Trend Space, instalasi bertajuk Escape Reality memaparkan beragam tekstil dengan motif dan warna yang imajinatif. Hal ini merupakan penyelarasan tema Toward Utopia dimana manusia memiliki fantasi untuk terbebas dari realita yang ada dan dapat dituangkan dalam bermacam motif pada tekstil. Tampak kontras dari instalasi Escape Reality, area Seek Sanctuary dirancang dengan juntaian-juntaian kain berwarna putih dan warna lembut lainnya. Instalasi Seek Sanctuary merupakan penggambaran utopia manusia yang merindukan sebuah waktu, tempat, dan suasana untuk istirahat sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan. Dalam instalasinya dipamerkan ragam tekstil yang lazim digunakan untuk kamar tidur maupun ruang santai seperti linen.

Instalasi terakhir dari area Trend Space di Heimtextil 2019 adalah Embrace Indulegence yang menyajikan nilai luks sebuah tekstil, seperti material dan warna-warna yang memiliki karakteristik mewah serta elegan. Usai mengitari area Trend Space, CASA Indonesia menyambangi area lain di ajang Heimtextil 2019 seperti ragam seminar tentang desain dan tekstil serta area utama dari pameran tekstil yang dibagi dalam beberapa segmen. Heimtextil 2019 kali ini begitu sukses dengan total pengunjung mencapai lebih dari 67.000. Indonesia sendiri tidak ketinggalan untuk ikut serta dalam ajang bergensi ini, di antaranya adalah Ateja yang berasal dari Bandung sebagai produsen tekstil ternama.

See you at Heimtextil 2020!